Industri anime Jepang saat ini tengah berada di puncak kejayaan, dengan begitu banyak dan beragam judul anime yang dirilis setiap tahunnya. Setiap anime yang sukses tentu memiliki basis penggemar setianya sendiri. Selain itu, semakin mudahnya akses untuk menonton anime di era digital juga menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pesatnya pertumbuhan industri ini.
Namun, besarnya potensi pasar anime Jepang juga turut mengundang tantangan. Salah satu yang paling nyata datang dari Korea Selatan, yang kini mulai tampil sebagai penantang kuat di industri animasi. Hal ini tentu menjadi ancaman serius bagi dominasi anime Jepang.
Tantangan terhadap industri anime Jepang tidak hanya datang dari luar negeri, namun juga dari permasalahan internal yang telah lama membayangi yakni pembajakan. Pembajakan anime bukanlah isu baru, namun tetap menjadi ancaman besar karena dapat menimbulkan kerugian jangka panjang terhadap ekosistem industri ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika belakangan ini upaya pemberantasan situs-situs pembajak anime semakin gencar dilakukan.
AnimeHeaven Kena Tindak DMCA
Salah satu contohnya terjadi baru-baru ini, ketika seluruh episode di situs streaming bajakan populer AnimeHeaven menjadi tidak dapat diakses setelah adanya tindakan hukum berbasis DMCA. Pesan kesalahan yang muncul berbunyi, “Episode tidak lagi tersedia karena server video diturunkan oleh troll DMCA.” Salah satu moderator Discord AnimeHeaven menyatakan bahwa kecil kemungkinan video-video tersebut akan kembali, bahkan menyebut hal ini kemungkinan akan berlangsung “selamanya”.
Menurut data dari Similarweb, AnimeHeaven mencatat 11,6 juta kunjungan hanya pada bulan April 2025, dan total 39,3 juta kunjungan dalam tiga bulan terakhir.
Crunchyroll disebut sebagai salah satu pemegang hak cipta yang mengajukan permintaan penghapusan. Meski belum jelas apakah ada pihak lain yang terlibat, sejumlah perusahaan besar di industri anime diketahui telah mengotorisasi pengajuan takedown DMCA terhadap AnimeHeaven ke Google, dengan permintaan agar tautan-tautan situs tersebut dihapus dari hasil pencarian.
Beberapa layanan antipembajakan paling aktif dalam kasus ini adalah MarkScan, Remove Your Media, comeso GmbH, dan Anti-Piracy Protection. Mereka mewakili pemegang hak cipta seperti Crunchyroll, Toho, GKIDS, Japan Creative Contents Alliance, SB Creative Corp., Toei Animation, Kadokawa Anime, dan lainnya.
MangaDex Ikut Terdampak
Kasus ini menyusul gangguan besar yang menimpa MangaDex hingga terkena takedown, salah satu situs scan manga terbesar. Dalam pernyataan terbarunya, MangaDex menyebut bahwa “sekitar 7.000 judul” telah terdampak. Banyak yang mengira situs tersebut akan segera ditutup atau menghapus banyak judul seiring transisinya ke sistem lisensi resmi. Namun, MangaDex membantah anggapan tersebut dan menegaskan bahwa mereka tidak akan berubah menjadi “Crunchyroll.” Mereka juga menjelaskan struktur manajemen baru di bawah entitas NamiComi, yang diklaim akan meningkatkan respons terhadap takedown DMCA serta memastikan keberlanjutan jangka panjang MangaDex.