Sebuah karya besar dan populer seringkali didasarkan atau terinspirasi dari karya lain yang telah ada dan lebih dulu meraih popularitas. Hal ini bahkan berlaku lintas medium, seperti bagaimana karakter digital Hatsune Miku berperan besar dalam terbentuknya grup duo terkenal Jepang, YOASOBI. Hal tersebut menunjukkan bahwa karya dari medium digital pun dapat menjadi inspirasi yang kuat.
Contoh lainnya bisa dilihat pada dunia gim(game), di mana karya digital yang populer sering kali menginspirasi terciptanya karya lain, meski dari medium berbeda. Di era sekarang, sebuah gim tidak hanya menarik dari sisi gameplay saja, tetapi juga dari konsep dan narasi yang diusung. Salah satu contoh terbaik dari hal ini adalah NieR, sebuah franchise gim yang sukses dan tetap relevan selama lebih dari satu dekade.
NieR telah menjadi salah satu franchise gim populer dengan basis penggemar yang kuat. Namun di balik kesuksesannya, ada cerita menarik dari balik layar proses kreatifnya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sebuah karya juga bisa mengambil inspirasi dari karya lain yang telah lebih dulu hadir. Dalam hal ini, NieR ternyata mengambil inspirasi utama dari salah satu anime legendaris Jepang, yaitu Neon Genesis Evangelion.
Fakta bahwa Evangelion menjadi inspirasi utama NieR baru-baru ini diungkap oleh produser dan direktur kreatif franchise tersebut. Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-15 franchise NieR, Yoko Taro (direktur kreatif) dan Yosuke Saito (produser) memberikan wawancara khusus. Dalam wawancara itu, mereka mengenang asal-usul cerita, masa-masa sulit dalam pengembangan, serta pencapaian yang paling membanggakan.
Namun, satu pernyataan yang paling menarik perhatian penggemar adalah ketika Yoko Taro secara langsung menyebut Neon Genesis Evangelion sebagai inspirasi utamanya. Saat ditanya soal sumber inspirasinya dalam mengembangkan NieR:Automata, Yoko menjawab tanpa ragu:
"Pastinya Evangelion. Tapi hei, semua yang saya lakukan dipengaruhi oleh Evangelion."
Pernyataan ini mengonfirmasi apa yang telah lama dicurigai penggemar: bahwa tema eksistensial, krisis identitas, kehampaan, kesepian, serta pencarian makna dalam dunia pasca-manusia di NieR, banyak dipengaruhi oleh warisan naratif Hideaki Anno dan serial anime inovatifnya dari tahun 1995.
Faktanya, ini bukan kali pertama Yoko Taro menyebut Evangelion sebagai sumber inspirasi. Dalam wawancara tahun 2024 bersama IGN, Hyung-Tae Kim (direktur kreatif Stellar Blade) juga menyebut Evangelion sebagai inspirasi utama bagi timnya. Yoko pun menambahkan:
"Karya yang paling menginspirasi saya adalah Neon Genesis Evangelion. Saya menghargai pujian untuk cerita NieR:Automata, tetapi sebenarnya itu hanya pengulangan dari Evangelion, jadi tidak banyak orisinalitas di dalamnya. Saya biasanya tidak menonton film-film terbaru, jadi saya lebih banyak terinspirasi oleh kenangan akan karya-karya lama yang pernah saya tonton."
Sementara itu, Hyung-Tae Kim berkata:
"Evangelion juga menginspirasi saya. Tidak mudah untuk menciptakan sesuatu yang melampaui sumber inspirasimu. Dalam hal itu, NieR:Automata punya rasa yang sangat unik. Saya iri dengan Anda karenanya. Saya seorang visualis, bukan pencerita. Fokus saya lebih pada aspek visual, jadi saya tidak bisa membandingkan diri dengan Tuan Yoko dalam hal naratif. Tapi saya rasa gameplay Stellar Blade bisa menebus kekurangan itu."
Pengakuan langsung dari Yoko Taro tentang pengaruh Neon Genesis Evangelion terhadap NieR membuka mata banyak penggemar akan pentingnya inspirasi lintas medium dalam proses kreatif. Ini membuktikan bahwa karya besar tak selalu lahir dari ruang hampa, melainkan merupakan kelanjutan dari ide-ide besar sebelumnya yang diolah dengan sudut pandang baru. NieR, dengan segala keunikannya, mungkin berakar dari Evangelion, namun ia tumbuh menjadi karya mandiri yang mampu menyentuh jutaan pemain dengan caranya sendiri.