CEO Disney Berikan Pujian Pada Film Thunderbolts* sebagai Parameter Baru Kualitas Marvel Studios

Thunderbolts* bisa menjadi awal kembalinya kejayaan MCU, yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami masa suram. Sejumlah film MCU sebelumnya menuai kritik dan dianggap gagal, baik dari sisi cerita maupun eksekusi. Namun, Thunderbolts* hadir sebagai pengecualian yang menjanjikan. Film ini bukan hanya menarik karena dibintangi oleh Florence Pugh, David Harbour, Sebastian Stan, dan Wyatt Russell yang saling berhadapan, tetapi juga karena kualitas keseluruhan produksi yang kuat.

Sejak awal perilisannya, Thunderbolts* mendapat ulasan positif, berbeda dengan beberapa film MCU sebelumnya yang kurang mendapat sambutan baik. Film ini berhasil meraih skor di atas 85% di Rotten Tomatoes dan rating lebih dari 7,5/10 di IMDb. Capaian ini tak lepas dari kualitas aksi yang disajikan, dengan dominasi efek praktikal (practical effects) yang membuat adegan terasa lebih nyata dibandingkan penggunaan CGI yang berlebihan.

Salah satu elemen yang juga menuai pujian adalah adegan post-credits, yang telah menjadi ciri khas MCU. Dalam Thunderbolts*, adegan ini tidak hanya mengejutkan penggemar karena isi ceritanya, tetapi juga karena kejutan dibalik layar produksinya. Pujian terhadap Thunderbolts* datang tidak hanya dari penggemar dan kritikus film, tetapi juga dari internal Marvel Studios, termasuk pihak Disney.

CEO Disney, Bob Iger, menyatakan bahwa Thunderbolts* adalah “contoh pertama dan terbaik” dari kembalinya MCU ke arah yang benar. Menurutnya, Marvel Studios kini lebih fokus pada kualitas daripada kuantitas, dengan mengurangi jumlah produksi dan kembali mengutamakan film layar lebar dibanding serial streaming.

Dalam sebuah panggilan konferensi dengan analis Wall Street (dilansir dari Deadline), Iger mengakui bahwa upaya Disney membanjiri platform streaming mereka dengan konten justru menjadi kesalahan. Ia menegaskan kembali bahwa pendekatan terlalu agresif dalam merilis serial Marvel dan Star Wars telah membuat studio kehilangan fokus.

“Dalam semangat kami untuk membanjiri platform streaming dengan lebih banyak konten, kami mengandalkan semua lini kreatif kami, termasuk Marvel, untuk memproduksi jauh lebih banyak,” ujar Iger. “Namun, seiring waktu kami belajar bahwa kuantitas tidak selalu menghasilkan kualitas. Terus terang, kami semua mengakui bahwa kami sempat kehilangan fokus karena memproduksi terlalu banyak. Dengan menyederhanakan dan membuat Marvel lebih fokus pada film layar lebar, kami yakin akan menghasilkan kualitas yang lebih baik. Saya pikir contoh pertama dan terbaik dari hal itu adalah Thunderbolts*.”

Dengan sambutan positif dari kritikus dan penggemar, Thunderbolts* kini menjadi simbol perubahan arah Marvel Studios. Bahkan Bob Iger menjadikan film ini sebagai tolak ukur atau parameter dari kebangkitan kualitas MCU.

Tak hanya Thunderbolts*, film lanjutan seperti Fantastic Four: First Steps yang akan tayang Juli mendatang juga menonjolkan kekuatan cerita dan penyutradaraan. Film-film ini diharapkan bisa membangkitkan kembali minat penggemar yang mulai jenuh terhadap formula lama MCU.Iger pun menegaskan, deretan film Marvel yang akan datang adalah “yang terbaik yang pernah saya lihat” sejak Avengers: Endgame (2019), film yang menjadi penutup gemilang bagi saga pertama MCU.

Dengan semua sinyal positif ini, Thunderbolts* tidak hanya menjadi film aksi yang menghibur, tetapi juga tonggak penting yang menandai babak baru Marvel Cinematic Universe. Jika Marvel Studios benar-benar memegang teguh prinsip kualitas di atas kuantitas, maka masa depan MCU bisa kembali cerah dan relevan di mata para penggemarnya di seluruh dunia.

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال