Jika membicarakan studio anime terbaik, ada banyak pilihan studio yang memiliki keunggulan masing-masing sehingga dapat dianggap terbaik oleh para penggemar dan penonton anime. Namun, jika berbicara tentang studio yang memiliki ciri khas dan keunikan dalam hasil animasinya, maka Studio Ghibli adalah pilihan utama.
Studio Ghibli telah lama dikenal sebagai studio anime yang menghasilkan karya-karya unik dan berkesan bagi para penggemar. Keunggulan studio ini telah terbukti dengan pencapaiannya sebagai satu-satunya studio anime yang berhasil meraih penghargaan Oscar dalam kategori Film Animasi Terbaik. Dua film yang memenangkan penghargaan tersebut adalah Spirited Away dan The Boy and the Heron.
Kemenangan Spirited Away dalam kategori Film Animasi Terbaik di ajang Oscar menjadi kejutan besar. Pada saat itu, film ini harus bersaing dengan animasi dari studio besar seperti Lilo & Stitch dan Ice Age. Prestasi ini bukan hanya karena keunikan gaya animasi khas Studio Ghibli, tetapi juga karena kekayaan unsur budaya dan cerita rakyat yang diadaptasi dalam film tersebut.
Banyak karakter dalam film-film Hayao Miyazaki terinspirasi dari figur dan konsep dalam cerita rakyat Jepang. Beberapa di antaranya secara langsung mengadaptasi mitos tertentu, seperti jenis-jenis yokai, sementara yang lain mengacu pada konsep kepercayaan tradisional secara umum. Kosmologi Shinto, yang berlandaskan animisme, sangat mempengaruhi aspek budaya Jepang dan menjadi dasar dalam banyak karya Ghibli. Berikut adalah beberapa referensi cerita rakyat yang muncul dalam Spirited Away:
1. Kamikakushi
Kamikakushi adalah kepercayaan bahwa orang yang menghilang secara misterius bukanlah korban kecelakaan, melainkan telah dibawa dalam perjalanan panjang oleh roh dan suatu hari mungkin akan kembali. Di masa lalu, ketika seseorang terutama anak-anak atau wanita yang menghilang tanpa jejak, masyarakat Jepang sering menganggap mereka telah mengalami kamikakushi.
Konsep ini menjadi dasar utama dalam Spirited Away. Chihiro, tokoh utama film ini, terseret ke dunia roh secara tidak sengaja dan terjebak di sana. Orang tuanya pun berubah menjadi babi setelah melahap makanan yang diperuntukkan bagi para roh. Ini mengingatkan pada legenda dunia peri dalam cerita rakyat, di mana seseorang yang memakan makanan dunia lain akan terjebak di sana selamanya.
Selain itu, pemandian tempat berkumpulnya para roh dalam film ini terletak di seberang jembatan. Dalam mitologi Jepang, jembatan, terowongan, dan persimpangan sering dianggap sebagai batas antara dunia manusia dan dunia roh.