Kabar gembira datang bagi para penggemar anime, karena sebuah anime bergenre komedi fantasi resmi mendapatkan adaptasi musim kedua, dan jadwal rilisnya telah diumumkan. Mengisahkan seorang putri yang ditangkap di tengah perang antara manusia dan iblis, cerita ini menawarkan "penyiksaan" tak biasa melalui godaan makanan Jepang, menghadirkan kisah ringan, konyol, dan penuh warna yang siap menghibur para penggemar.
Situs resmi untuk adaptasi anime dari manga yang ditulis oleh Robinson Haruhara dan diilustrasikan oleh Hirakei, 'Tis Time for "Torture," Princess (Himesama "Goumon" no Jikan desu), baru-baru ini mengungkapkan visual promosi baru untuk musim kedua. Pernyataan tersebut juga mengonfirmasi bahwa sekuel ini dijadwalkan rilis pada musim dingin 2026 (Januari-Maret) di Jepang, serta mencantumkan bahwa Mutsumi Tamura akan bergabung sebagai pengisi suara untuk karakter Sakura Heartlock, yang terlihat dalam visual bersama sang protagonis.
Sementara itu, Robinson Haruhara dan Hirakei mulai menerbitkan manga ini melalui layanan Shonen Jump Plus milik Shueisha pada bulan April 2019. Manga tersebut masih diterbitkan dan telah mengumpulkan lebih dari 200 juta tampilan. Musim pertama adaptasi anime ditayangkan perdana pada musim dingin 2024 (Januari-Maret) dengan total dua belas episode.
Di balik layar, Youko Kanamori (Mob Psycho 100, Mahoutsukai no Yome, Akatsuki no Yona) bertugas sebagai sutradara di studio PINE JAM, sementara Kazuyuki Fudeyasu (Black Clover, BLEACH, Tensei Shitara Slime Datta Ken, MONSTER, Isekai Maou to Shoukan Shoujo no Dorei Majutsu) menulis dan mengawasi naskah. Toshiya Kouno (Sword Art Online: Alicization, Black Clover) dan Satoshi Furuhashi (Yakusoku no Neverland, Mushoku Tensei: Isekai Ittara Honki Dasu, Fate/Grand Order: Zettai Majuu Sensen Babylonia) bertanggung jawab atas desain karakter dan arahan animasi, sedangkan Masaru Yokoyama (Shigatsu wa Kimi no Uso, Horimiya, Fruits Basket Remake, Plastic Memories) bertanggung jawab atas soundtrack.
Himesama "Goumon" no Jikan desu bercerita tentang peperangan yang terus berlangsung antara Pasukan Kekaisaran umat manusia dan gerombolan iblis dari neraka. Sang putri dari pasukan tersebut tertangkap bersama pedang sucinya, Ex. Karena penyiksaan biasa dilarang berdasarkan perjanjian tawanan perang antara kedua belah pihak, sang inkuisitor agung, Torture Tortura, menggunakan metode "penyiksaan" yang tidak biasa, yaitu berupa godaan makanan dan camilan khas budaya Jepang. Sang putri akhirnya menyerah, namun informasi yang diberikannya sering kali bersifat sepele. Bahkan ketika ia memberikan informasi penting, Raja Neraka pun tidak selalu memanfaatkannya.